Posts

Showing posts from February, 2014

Hari Tanpamu

Sebuah gedung tinggi megah. Tertata rapi. Deretan bangku panjang berbaris. Seorang pria berbalut kaos putih, berblazer warna biru muda dan berambut cepak  kecoklatan. Dia berdiri diujung lorong, tepat di depan altar. Ya gereja. Tak seorangpun ada disana kecuali dirinya. Matanya memancarkan rasa sedih sekaligus benci. Sebuah cincin ia genggam dalam tangannya. Air mata menggenang dipelupuk mata, tapi tak bisa terjatuh.                 -Tak.Tak.Tak..-                 Terdengar suara langkah kaki memasuki gereja. Sang pria menoleh ke belakang, samar-samar dia melihat seseorang mendekatinya....                                 Flash Back..        ...

You are My Destiny

Anggi Pov. Perkenalkan, namaku Anggi. Aku seorang desaigner pakaian. Ya bilang saja, aku terlahir dari keluarga konglomerat dan memiliki wajah cantik bak boneka barbie. Aku sangat terkenal dibidangku. Apabila aku berjalan, semua mata tertuju pada gaya berbusana dan kecantikan diriku. “Tak ada yang bisa mengalahkan pesonaku!” gumamku sombong. Aku berjalan layaknya seorang model kelas atas dengan gaya elegan nan anggun. ‘Apa?! Dia tak sedikitpun melirikku?! Cih..’ batinku syok melihat sosok pria tinggi tegap bersetelan jas dan tampan rupawan. Dia tak menoleh padaku. Aku heran dengan diriku yang mengaguminya. Ah tidak! Ku rasa salah. Lebih tepatnya, aku menyukainya melebihi siapapun. Baru kali ini, aku menemui pria seperti dia. “FIRLY!!” teriakku pada sang pria yang ternyata adalah Firly. Dia seorang asisten andalan direktur TriS Corp. Aku sudah mengenalnya sejak kejadian memalukan yang kita alami tempo dulu. Firly sempat membalikkan tubuhnya dan tersenyum malas, namun dia ...

Your in My Memory

            Matahari mulai turun dari tempatnya. Awan mulai menguning yang menyilaukan mata. Ah kala senja telah datang. Aku duduk di sebuah bangku dipinggir rel kereta api. Banyak manusia silih berganti melewatiku dengan berbagai bawaan. Mungkin saja tas isi pakaian atau oleh-oleh. Semua punya tujuannya masing-masing. Entah itu mudik atau hanya sebuah perjalanan. Aku bersandar pada dinding bangku dan menghela nafas. Tak lupa ku tengok jam tanganku. Tepat jam 16.27 wib.             -Tuttttt..tutt....ttt-             Peron kereta mulai berbunyi. Seketika itu juga aku beranjak dari bangku tunggu penumpang. Ya, sebuah stasiun di kota kecilku. Sesuai jadwal, kereta api yang ku tunggu telah datang. Kereta dengan tujuan keberangkatan ke Surabaya.             “Keretanya datang!” gumamku dan...

Jam Berbunyi TIK...TOK..

London. Pukul 17.00 waktu setempat. Aku terus berlari penuh semangat. Uap dingin terus keluar dari mulutku yang terengah-engah dengan nafas tak karuan. Kenalkan, aku Anggi dan seorang mahasiswa. Umurku 23 tahun. Terkadang aku juga harus kerja part times untuk tambahan uang jajan. Ah, aku harus cepat! Seseorang menungguku. Raut wajahku sedang bahagia sekali seperti sedang dilanda asmara. Aku tak berkomentar dengan baju yang ku kenakan. Sangat berat baju hangat yang ku kenakan. Musim dingin segera berlalu, aku tak ingin terlambat. Langkahku terhenti tepat di bawah menara jam London. Jam raksasa yang akan berdenting setiap jam 6 sore menjelang malam. “Ah.Ah.Ah...” nafasku tak karuan. Aku melihat seorang pria berbaju tebal menatapku sambil melambaikan tangannya. “Anggi” ucap dia tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya dan menghampiri dirinya. “Arthur, lama kah kau menunggu?” tanyaku menatap matanya lekat. “Tidak. Aku ingin mengatakan suatu hal padamu” ucap Arthur serius menatapku...

Love Cakes (One Shoot)

-klingting..ting..ting- Bunyi bel lonceng kecil tergantung di pintu. Setiap orang masuk pasti akan berbunyi suara lonceng. “Selamat pagi!” sapaku memasuki sebuah toko kue yang menyerupai rumah kecil sederhana dan unik. Banyak kue terpajang di etalase kaca. Aku Mary. Seorang karyawan disini. Sebut saja Love Cakes. Pagi ini sangat cerah dan terdengar suara burung berkicau disela-sela pohon dipinggir jalan daerah tempatku bekerja. Tiap hari aku selalu bersemangat menyapa setiap pengunjung di toko Love Cakes ini. Senyum selalu mengembang di bibirku. Tentu ada yang membuat diriku lebih bersemangat tiap paginya. Tepat pukul 09.00 wib. “Selamat pagi, Tuan! Ini pesanan anda seperti biasa!” ucapku menghampiri pengunjung satu ini sambil meletakkan cheese cake terbalut krim putih berhias sebuah stoberi. Tak lupa aku sajikan secangkir teh hangat menemaninya. “Terima kasih” ucapnya ramah membalas senyumku. Ah, sungguh tampan sekali! Aku hanya seorang pelayan toko, tak bisa meminta lebi...

Cerpen: Hujan part end

Gerimis tak membuatku lelah berjalan. Ini semakin menarik bagiku. Payung masih ku pegang dan tak lupa buku kecil berwarna biru masih ku baca. Berjalan terus tanpa menghiraukan orang yang berlalu lalang. Setiap helai kertas ku baca, tak ada yang terlewatkan. Toko baju milik seorang kakek dan yang tak ku sangka dia seorang desaigner terkenal di jamannya. Sungguh beruntungnya diriku bertemu orang penting di dunia fashion. Aku pun memberi salah satu hasil karyanya. Sebuah blazer berwarna biru tua. Pas. Kamis, 10 Oktober 2013 Hey Biru, Oh Tuhan! Aku hampir saja lupa mengunjungi kakek toko baju. Kecerobohanku membuat diriku lelah berlari. Hehe.. Kakek kim sungguh hebat! Aku sangat bangga mengenalnya. ..... Aku juga senang, dia selalu tersenyum setiap kali ku membeli baju rancangannya Terkadang dia selalu memberiku sebuah bonus ..... Permen lolipop rasa stroberi yang ku dapat Katanya, aku sama manisnya dengan rasa permen lolipop itu. hehe.. Pipi ku merona merah......