Posts

Showing posts from January, 2015

CERMIN

Image
Aku seorang gadis bernama Tri Setyowati. Panggil saja Tri. Umur line 90. Bisa ditebak sekarang umurku hampir seperempat abad. Aku seperti manusia lainnya yang memiliki pekerjaan. Aku akan bercerita tentang pertemanan. Orang bilang mungkin sebuah persahabatan, tapi aku tak beranggapan persahabatan. Itu terlalu mewah terdengar di telingaku. Bukan merendah hanya saja terlalu berlebihan. Lebih baik sederhana tapi mengena dihati. Haha.. Kenapa cermin? Cermin... cermin sebuah wadah untuk kita melihat pantulan diri, apakah sudah sesuai atau tidak? Cantik atau tidak? Tampan atau tidak? Ada dua sisi disana. sebagai pantulan dan si objek/ aslinya. Keduanya memiliki dua sisi yang berbeda tetapi berbeda. Seperti pertemanan. Aku mempunyai seorang teman bernama Titi Meiliyati. Panggilannya Titi. Dia seumur denganku. Tak jauh beda. Orang melihat sebuah pertemanan pasti karena memiliki hobi yang sama, sifat yang sama, apa-apa bersama. Kembar kali kemana mana bersama?! aku berteman dengan dia sud...

Am I Ghost? last chap (epilog)

-Tin..tinnntinnnnnnnnnnnnnnnn- Suara klakson sebuah truk lepas kendali. Seorang sopir truk  mengantuk dan dikagetkan dengan seseorang berdiri di tengah jalan. “ARRRRGGGGHHHHHH!!!!” teriak Devin belum sempat dia menghindar. -Ciiiiiitttttt...- -BRAKKKK!!- Mata Devin masih tertutup rapat. Masih hidupkah dirinya? Waktu seperti berhenti sejenak. “Devin...” suara Risa terdengar sangat dekat ditelinganya. Devin membuka matanya perlahan. Dia melihat Risa tersenyum sambil menyandarkan kepala Devin di pangkuannya. “A...a..apa aku sudah mati?” tanya Devin terbata melihat Risa . “Kau masih hidup, Dev...” jawab Risa agak parau. “Oh Syukurlah...” Devin menghela nafas lega. -Tes!- Buliran air mata jatuh tepat mengenai pipi Devin. Risa menangis dalam diam. Apa yang terjadi? Bukankah Devin selamat? Kenapa Risa menangis? Mata Risa menatap nanar Devin dipangkuannya. Devin tanpa sadar menggapai wajah Risa tanpa ragu. Tiba-tiba... tubuh Risa mulai sedikit demi sedikit memudar. ...

Am I Ghost? chap 4

Tangan dan hati berkata lain. Tanganku menyentuh setiap inci wajah devin. Alis...’alis yang tebal’. Mata...’bulu mata yang lentik’. Hidung...’hidung yang mancung’. Bibir...’ bibir merah tanpa ternoda rokok’. Aku sedikit tergoda ketika menyentuh bibirnya. Entah apa yang membuat diriku berani. Tubuhku mendekat kearahnya. Wajah kami hanya berjarak lima sentimeter. Sangat dekat! Mataku tertuju pada bibir merahnya. Ku pejamkan mata sesaat. Dekat... semakin dekat... dan... bibirku mengarah pada dahinya. Aku mengecup dahinya pelan. -cup- “Selamat malam Devin!” gumamku menjauh dari tubuhnya dan tersenyum. Dalam sejenak senyumku langsung menghilang. Pupil mataku membesar. Otakku kembali bekerja sekarang. ‘Oh Tuhan! Apa yang aku barusan lakukan?!” batinku menjauhkan tanganku dan menggelengkan kepala berulang kali. Ini gila! Aku sudah tak waras. Aku menggigit bibir bawahku takut dan menghilang. -Wush!- “Aku bisa merasakannya, Bodoh!” gumam Devin masih menutup matanya dan kembali tidu...

Am I Ghost? chap 3

“Pasangan serasi. Andai saja aku... loh? Aku kenapa?” gumamku heran. Tiba-tiba saja air mataku menetes begitu saja. Ada apa ini? kenapa? “Air mata? Kenapa aku menangis? Akhh... dadaku..” tanganku menahan rasa sakit di dada. Sakit sekali rasanya seperti ditusuk belati. Air mataku juga tak mau berhenti menetes. Sepasang kekasih itu naik kedalam bus yang baru saja datang sambil bergandengan tangan. “Akh! Kenapa aku?” gumamku duduk duduk kembali seorang diri. Aku ingin pulang. Devin.. sekarang yang ada dalam pikiranku hanya dia. Devin dimana kau? Aku tak punya tenaga lagi untuk muncul dihadapan Devin. “Hey, kau...” seseorang memanggil diriku. Aku mengenalnya, si hantu berseragam sebutan untuknya. Dia duduk disebelahku sambil mengantungi tangannya di saku jas almamater sekolahnya. “Si seragam hantu. Akh! Dadaku sakit lagi!” aku sedikit menahan sakit. “Aku rasa... kau mengenal sepasang kekasih tadi. Apa kau tak mengenalnya?” tanya si hantu seragam. Dia masih dengan posisinya. Cuek...