Posts

Showing posts from 2015

My Choice (Sequel: Your Choice)

Anna pov. Suasana sore sangat sepi. Bagaimana tidak sepi? Aku sedang berjalan di lorong gang sempit menuju rumahku ah bukan rumah, tepatnya kontrakan sementara tempatku tinggal selama di Korea. Langkahku sedang tak bersemangat dan terasa berat untuk melangkah. Ku ayunkan kakiku sambil memainkan kaleng minum bekas berkarat. Aku diam seribu bahasa, tapi pikiranku melayang kemana-mana. Banyak hal yang dipikirkan dan ku tanggung. Terlalu berat bila aku merinci semua apa yang ku keluhkan. Entahlah, hidup ini sudah susah jangan dibuat susah lagi. aishh!! Aku mengeluh lagi bukan?!  Aku terus berjalan tanpa tengok kanan kiri sambil mengembungkan pipiku yang sedikit cubby. “Kakak! Kak Anna!!” terdengar suara bass memanggilku. Langkahku terhenti sejenak dan menengok ke belakang. Seorang lelaki muda tersenyum padaku. Aku rasa mengenalnya. Sangat mengenal. Aku mendekat kearahnya yang melambaikan tangan dan tersenyum padaku. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman pula. “Kenapa di l...

My Choice (Sequel: Your Choice) part End

Ekel pov. Kedai kopi langganan kak Anna setiap kali menjemputku pulang sekolah. Kali ini kak Anna sedikit terlambat datang, tak apalah aku menemani kak Dion minum kopi dan makan cake. Kedai ini tak terlalu besar namun tempat paling nyaman untuk menikmati secangkir kopi dan chesse cake. Pohon rindang dipinggir trotoan membuat pemandangan depan kedai terasa teduh. Dua cangkir cappucino latte dan sebuah chesse cake telah tersaji di meja kayu bundar siap disantap. Aku dan kak Dion duduk saling berhadapan. Aku menikmati kue ku dan kak Dion menyeruput kopinya. “Sudah seminggu ini aku terapi rutin. Sebenarnya, aku seharusnya bisa berjalan lagi sudah sejak lama, hanya saja aku terlalu egois dan putus asa untuk sembuh” Dion membuka percakapan dengan menjelaskan keadaannya sekarang. “Kak Dion punya alasan sendiri untuk sembuh atau tidak. Aku tak berhak untuk ikut campur, tapi... aku sangat senang melihat kak Dion sekarang” aku tak bisa bicara banyak hanya senyum tulus yang bisa ku berik...

Cinta atau Nafsu ??

Ada sebuah kisah seseorang menggelitik hati dan tanganku untuk menulis hal ini. sebuah tulisan yang mungkin tidak terlalu penting untuk dibaca. Mungkin. Aku lebih suka mengungkapkan lewat tulisan dan aku mau menulis sebuah arti hubungan seseorang dari sudut pandang diriku. Disini aku tak memihak pada siapapun. Dari pihak sang lelaki ataupun sang perempuan. Mungkin... kalau dilihat sepintas sangat sepele, namun dilihat dan didengar lebih lama semakin rumit, sebut saja complicated. Bukankah suatu hubungan dilandasi cinta satu sama lain?? Tapi, mengapa terkadang hanya satu pihak yang berjuang keras untuk meluluhkan salah satunya. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Ya memang begitu. Namun, masih ada orang yang mau memperjuangkan hingga dia lelah untuk berlari lagi mengikuti ingin nafsunya. Mungkin, kata penyesalan selalu datang pada akhir cerita. Dia.. sekarang tak menyesali apa yang dia lakukan untuk seseorang yang dulu dia kejar hingga lelah saat itu. Pemikirannya, doanya, dan apa ya...

Huuuuuaaaa Buluk ku!!!!

Buluk? Kata ini terbesit sepintas pasti punya arti yang menjijikan. Ibarat kata itu udah kotor, kucel, bau, tak pantas pakai, jelek, dan lain sebagainya. Semua berhubungan dengan yang jelek-jelek. Okey!! Aku akui, Buluk itu emang tak sedap dipandang mata, tapi... tapi... semua itu pasti ada sebabnya kan??? banyak orang di dunia pasti memiliki benda yang mereka sebut sedikit “Buluk”. Hey! Okey tidak sedikit, tapi banyak.  Bahkan, orang-orang terpandang seperti artis atau sosialita pasti memiliki satu atau lebih barang yang terlihat buluk. Hadeuh..tak usah jauh-jauh artis deh!! Contohnya, aku. Aku yang orang awam alias orang biasa saja punya benda buluk. Aku bahkan kehilangan benda bulukku. Kenapa?? Kenapa mesti hilang sih???!!! Aku doain tuh maling makin buluk!! (Ups Sorry!! Emosi sesaat hehehe :P) Lanjut!! Ini kisah tentang si Buluk. Benda kesayangan masing-masing orang. Contohnya banyak, misal... bantal atau guling buntung alias kucel sekali!!! Mungkin, udah menampung ingus ber...

Ketika Hati itu Sama, Cinta itu Beda

# Cerita ini hanya fiktif belaka yang sebagian cerita diambil dari kisah nyata dan tidak sama sekali untuk menyinggung AGAMA maaupun RAS! disini saya hanya menyampaikan bahwa ini pernah terjadi dikehidupan nyata. Mohon maaf sebelumnya bila ada yang tersinggung. Terima kasih. Take a bow. >>>>>>>> Pagi hari dihiru pikuk kota besar ini. Sebuah kota pusat dari berbagai macam hal dan banyak suku maupun ras ada disini, Jakarta. Pagi yang indah tertutup oleh macetnya kendaraan berburu waktu kerja. Disana ada aku diantara mereka.                 “Masih ada waktu” gumamku sambil berjalan cepat menelusuri lorong ruangan sebuah gedung yang terlihat hanya orang hilir mudik memegang beberapa dokumen kerjaan.                 Jam tanganku menunjuk pukul 07.45 wib. Seperti biasa, aku mengenakan pakaian kerja cukup simp...