No Tittle

Entah berwarna atau tidak. Langit diujung mataku tak terlihat bercahaya. Entah siang, entah sore. langkahku mengikuti angin berhembus entah kemana. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah... berjalan pelan namun pasti. Menikmati pohon-pohon pinus menjulang tinggi menutupi cahaya matahari. Hijau nan dingin. Aku kedinginan. Jaket tebal berwarna coklat aku keratkan lebih erat menyelimuti tubuhku yang mulai pucat. Bibirku tersungging dan menutup mata menikmati sepoian angin. Mataku terbuka perlahan dan melanjutkan langkahku kembali. Terlihat aliran sungai membawa air jernih itu entah kemana. Bebatuan seperti karang bertengger menghiasi aliran sungai. Langkahku terhenti tepat di depan sebuah jembatan berwarna merah terang menuju tempat lain. Sebuah jembatan kayu terselimuti titik-titik embun yang mulai mencair.
“Tempat yang indah...” gumamku melangkahkan kembali kakiku.
Ku resapi setiap embun yang tersentuh oleh jari-jari lentikku disetiap pembatas jembatan merah. Sebelum langkahku lebih menjauh...
“TIAAAAAA!!!!” teriak seseorang memanggil namaku.
Langkahku terhenti dan menengok kembali kearah suara itu berkumandang.
“TIAAAAA!! Cepat keluar kamar!! Bantu ibu di dapur!!!” teriakan yang selalu menjadi langganan setiap akhir pekan.
“IYAAA BU!! Sebentar!!!” jawabku sambil berteriak dari ranjangku.
Laptop berwarna hitam yang sudah terbuka dan tersentuh ketikan tanganku terhenti sejenak mendengar omelan ibuku. Huft... buyar sudah semua yang ada di otakku. Ku matikan laptop kesayanganku dan Bye...
Hahahahah.........................intermezo


Comments

Popular posts from this blog

Darell Ferhostan

Jam Berbunyi TIK...TOK..

GONE