My Tears, Your Tears
Tak ada hari yang memiliki
kisahnya sendiri. Setiap waktu yang terlintas melangkah maju tanpa melihat ke
belakang lagi. hari yang ku lalui semakin mengukir kisah. Tangisku dalam diam
selalu terjerit tanpa ada yang mendengrkan. Hanya aku dan selahan yang tahu.
Aku manusia biasa memiliki keluh kesah yang ingin terluapkan, tapi apa daya??
Seperti ranting pohon yang terhempas angin entah kemana. Tangisku.. kapan aku
bisa meraung-raung dan berteriak meneteskan air mata bersuara rintihan hatiku?
Kepada siapa aku bersandar melampiaskannya selain pada Tuhanku? Inilah aku yang
aku deskripsikan dari sisi diriku dan kamu...
Kamu tersakiti rasa perih yang
sangat dalam dan terselimuti rasa putus asa. Kemarahan selalu menghiasi cibiran
dari mulutmu yang mulai pucat. Rintihan kecil yang menyerupai tangisan kecil
tak terdengar. Tangismu tak ada yang sadar bahwa kau merasakan sakit teramat
dalam. Kamu bisa apa? Kamu pun sebenarnya ingin sekali...ingin kembali pada
rasa bahagia itu, dimana kamu tersenyum dan menikmati hidup disetiap langkah
yang kau lalui. Kata maaf terucap membuat tangismu terlihat putus asa.
Tangis hatimu...aku tak bisa
mendengarnya. Tangis hatiku...kau pun tak bisa mendengarnya.tapi apa boleh
buat? Nasib mempermainkan hidup yang sudah ditakdirkan. Tangisku... tangismu...
Ya Allah... Subhanallah
Comments
Post a Comment