Pasir Waktu part end
Langkahku terhenti tepat di depan pintu kamar Kakek Nenek. Apa yang terlihat? Suatu hal yang tak ingin ku lihat. Pemandangan apa ini? Ayah, kakek dan nenek tertidur pulas sambil tersenyum. Air mataku tak tertahankan lagi ketika ku lihat pecahan cangkir teh berserakan di lantai. “AYAAAAHHHHH!!!!” ku peluk erat tubuh Ayah. Raungan tangisku semakin keras. Tubuh Ayah tak bergerak! Bagaimana ini!! aku terus memeluk tubuh Ayah yang mulai dingin. “TIDAAKKKKK!” -Nguing...nguing...nguing..- terdengar suara sirine ambulans mulai mendekat. ~~~ *** Rafa membuka matanya. Terlihat setitik cahaya menyilaukan mata. Rasa lemas melanda. Rafa berusaha untuk berdiri dan menopang tubuhnya yang gontai. Sebuah tempat yang ia kenal. Terlihat banyak deretan batu kecil bertuliskan nama dan tanggal. Rumput hijau dan batu nisan terpampang disana. “Ayah?!” gumamku lirih dan berbalik arah. Sesosok pria tampan dan sedikit urakan berdiri santai menatap Rafa dari kejauhan. Senyum sang pria membuat R...