Posts

Showing posts from December, 2015

My Choice (Sequel: Your Choice)

Anna pov. Suasana sore sangat sepi. Bagaimana tidak sepi? Aku sedang berjalan di lorong gang sempit menuju rumahku ah bukan rumah, tepatnya kontrakan sementara tempatku tinggal selama di Korea. Langkahku sedang tak bersemangat dan terasa berat untuk melangkah. Ku ayunkan kakiku sambil memainkan kaleng minum bekas berkarat. Aku diam seribu bahasa, tapi pikiranku melayang kemana-mana. Banyak hal yang dipikirkan dan ku tanggung. Terlalu berat bila aku merinci semua apa yang ku keluhkan. Entahlah, hidup ini sudah susah jangan dibuat susah lagi. aishh!! Aku mengeluh lagi bukan?!  Aku terus berjalan tanpa tengok kanan kiri sambil mengembungkan pipiku yang sedikit cubby. “Kakak! Kak Anna!!” terdengar suara bass memanggilku. Langkahku terhenti sejenak dan menengok ke belakang. Seorang lelaki muda tersenyum padaku. Aku rasa mengenalnya. Sangat mengenal. Aku mendekat kearahnya yang melambaikan tangan dan tersenyum padaku. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman pula. “Kenapa di l...

My Choice (Sequel: Your Choice) part End

Ekel pov. Kedai kopi langganan kak Anna setiap kali menjemputku pulang sekolah. Kali ini kak Anna sedikit terlambat datang, tak apalah aku menemani kak Dion minum kopi dan makan cake. Kedai ini tak terlalu besar namun tempat paling nyaman untuk menikmati secangkir kopi dan chesse cake. Pohon rindang dipinggir trotoan membuat pemandangan depan kedai terasa teduh. Dua cangkir cappucino latte dan sebuah chesse cake telah tersaji di meja kayu bundar siap disantap. Aku dan kak Dion duduk saling berhadapan. Aku menikmati kue ku dan kak Dion menyeruput kopinya. “Sudah seminggu ini aku terapi rutin. Sebenarnya, aku seharusnya bisa berjalan lagi sudah sejak lama, hanya saja aku terlalu egois dan putus asa untuk sembuh” Dion membuka percakapan dengan menjelaskan keadaannya sekarang. “Kak Dion punya alasan sendiri untuk sembuh atau tidak. Aku tak berhak untuk ikut campur, tapi... aku sangat senang melihat kak Dion sekarang” aku tak bisa bicara banyak hanya senyum tulus yang bisa ku berik...